Cerpen Senyum Anya

contoh cerpen senyum anya

Contoh Cerpen

Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek. Pada artikel kali ini saya akan memberikan sebuah contoh cerpen cinta yang berjudul Senyum Anya karya Ayunda Eka Mutia. Silakan meyiimak contoh cerpen Senyum Anya.

Senyum Anya
Oleh : Ayunda Eka Mutia
    Pyar!
    Suara keras dari dapur yan menyakitkan telinga dan suara keras yang mengiris hati. Yah!. Itu adalah suara gelas yang dibanting  oleh lelaki paruh baya dan suara kasar dari mulut wanita seumurannya. Mereka adalah orang tua dari seorang gadis SMA. Dia bernama Anya. Anya gadis yang pintar dan rajin.
    Tapi sayang, kedua orang tuanya yang egois dan kasar selalu menyayangi dirinya dengan rasa miris dan takut. Pertengkaran dan perdebatan orang tuanya terasa penuh di telinga Anya. Anya hanya bisa menangis dan menangis jika melihat pertengkaran kedua orang tuanya.
    Dimalam hari setelah sholat isya. Anya tertunduk menghadap kiblat dan menangis. Anya menangis dan berserah diri atas masalah yang dihadapinya kepada Allah. Setelah sholat Anya belajar lalu tidur.
    pagi-pagi sekali, Anya sudah berbenah dan bersiap pergi ke sekolah. Tapi, di meja makan muncul pemandangan yang tidak asing lagi di tontonnya. Itu adalah pertengkaran kedua orang tuanya.
    "Kamu laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Tidak pernah kamu mengurusi keluargamu!" kata ibu Anya dengan kasar
    "Apa kamu tidak lihat, aku ini kerja hingga pulang malam. Seharusnya kamu dong yang mengurusi rumah." sahut ayah anya dengan nada tinggi
    "Ayah Ibu. Sampai kapan kalian bertengkar terus? Anya capek melihat kalian bertengkar terus seperti ini. Anya butuh perhatian dari kalian." kata anya dengan menangis
    "Diam!!!!" jawab mereka serentak
    Mendengar perkataan itu, anya langsung keluar dari rumah dengan menangis terisak-isak. Di tengah perjalanan, anya merasa pusing dan ada darah mengalir dari hidungnya. Darah itu mengotori baju sekolahanya. Dari seberang jalan, nampak seorang gadis seumuran Anya yang menghampirinya. Ternyata, ia adalah Putri sahabat dekat Anya.
    "Anya, kamu kenapa?" tanya putri yang sedang sibuk membersihkan noda darah anya dengan tisu
    "Akh, nggak papa kok put, inikan biasa. Cuma mimisan."
    "Anya, tapi darah yang keluar sekarang lebih banyak dari mimisan sebelumnya. Sekarang kita harus pergi rumah sakit." ajak putri sambil menarik tangan anya
    Saat putri menarik tangan anya, ia tidak bisa menolaknya. Karena badan anya sangat lemas dan sangat pusing. Sesampainya dirumah sakit, anya langsung menemui dokter dan memeriksa kondisinya.
    "Gimana dok? Bagaimana dengan kondisi saya?" tanya anya
    "Maaf mbak, saya akan memeriksa sampel darah dulu, baru nanti saya memberitahu anda." jelas dokter
    "Baik dok, saya akan tunggu disini."
    Beberapa saat kemudian, hasil lab sudah keluar. Dengan cemas dan khawatir, mereka mendengarkan dokter saat membacakan hasil labnya.
    "Mbak Anya, dari hasil lab yang sudah keluar. Anda telah mengidap penyakit kanker otak stadium akhir dan hidup anda tidak lama lagi."
    Mendengar kata-kata itu, hidup anya seakan redup dan gelap seketika. Anya kaget setengah mati. Dengan perasaan sedih, kaget, dan menangis  keras.
    "Putri, aku nggak mungkin punya penyakit itu!"
    "Sabar Anya, kamu pasti sembuh kok!"
    Semenjak Anya divonis mengidap penyakit kanker otak stadium akhir, dan hidupnya tidak lama lagi, sangat lengkaplah penderitaannya. Tapi ia tidak berani memberitahu orang tuanya. Jika sampai mereka tahu, tentu keadaan akan semakin rumit.
    Suatu hari, saat Anya sedang nonton tv, mata Anya berasa kunang-kunang dan serasa pusing. Tak lama setelah itu, anya langsung mimisan danbatuk darah. Anya pingsan dan piring yang ia bawa jatuh dan jatuh seketika itu juga. Mendengar suara itu, orang tua anya yang sedang bertengkar, langsung keluar kamar. Mereka kaget ketika melihat anya tergeletak di lantai dengan darah yang berlumuran.
    "Anya kamu kenapa? Bangun Nak.." suara ibu anya
    Melihat keadaan anya yang seperti itu, mereka membawa anya ke Rumah Sakit. Sesampainya di sana, anya dimasukan ker ruang ICU. Di ruang itu, ada seorang gadis kecil yang melawan peyakit ganasnya, namun ia tidak memberitahu orang tuanya. Setelah melihat dokter keluar dari ruanga ICU. Ayah anya pun bertanya kepada dokter tentang kondisi anaknya itu.
    "Dok, sebenarnya anak saya sakit apa?" tanyanya
    "Logh, apa bapak dan ibu belum tahu, kalau selama ini anya mengidap penyakit kanker otak stadium akhir... dan, tim medis sudah tidak bisa menanganinya. Kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan saja. Semoga ada keajaiban." kata dokter
    Mendengar pernyataan itu, ibu anya langsung terkulai lemas di lantai, dengan air mata yang tiada hentinya. tapi, sama saja. Dengan keadaan anya yang seperti itu, tidak menghentikan pertengkaran antara mereka.
    "ini semua salah kamu. Kamu tidak pernah ngurusi anya!"
    "Logh, kenapa harus aku? Kamu yang ibunya. Harusnya kamu yang lebih bisa ngurusi anya!"
    Mereka bertengkar dihadapan anya yang sedang koma dan melawan penyakit ganasnya.
    3 hari sudah beralalu. Anya masih koma dan belum ada tanda-tanda untuk sadar. kedua orang tuanya menunggunya dengan perasaan pasrah dan sedih. Tapi pada hari itu, keajaiban muncul pada anya. Tangannya mulai bergerak, tangannya pun mulai dibukanya. Kini, ia bisa melihat cahaya matahari yang mulai menembus ruangannya. Melihat semua itu, orang tuanya sangat senang.
    "Anya, kamu udah sadar?" kata ibunya sambil menangis bahagia
    "Nak, kenapa kamu tidak menceritakan semua penyakitmu kepada kami?"
    "Kalo aku ceritakan semuanya, apakah kalian akan mendengarkanku? Selama ini kalian tidak penah memperdulikanku." dengan penuh perjuangan anya bertanya
    "Maafkan bapak dan ibu nak, memang selama ini kami tidak pernah memperhatikan kamu. Selama ini kami sering bertengkar dan memarahimu. Ayah dan ibu sayang sama kamu. Cepat sembuh ya Nak..."
    "Jadi ayah dan ibu udah baikan?"
    "Ia anya, kami berjanji tidak akan bertengkar lagi."
    "Ayah, ibu, anya sangat senang mendengar kata-kata itu. Mimpi anya selama ini sudah menjadikan kenyataan, dan, di sisa waktu anya, anya pun tidur untuk selamanya. Tangis pun pecah di ruangan itu. Dan, senyum yang keluar dari bibir mungil anya adalah senyum kenangan bahagia, sekaligus senyuman terakhir Anya.
Previous
Next Post »