Cerpen Tulang Sumsum Untuk Ibu

contoh cerpen tulang sumsum untuk ibu

Contoh Cerpen

Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek. Pada artikel kali ini saya akan memberikan sebuah contoh cerpen cinta yang berjudul Tulang Sumsum Untuk Ibu karya Nur Mufida Widya P. Silakan meyiimak contoh cerpen Tulang Sumsum Untuk Ibu.

Tulang Sumsum Untuk Ibu
Oleh : Nur Mufida Widya P

    Embun datang ketika senja turun. Cahaya matahari membentang disaat aku terbaring di atas kegelapan. Udara danau menjungkut berbau bunga kopi. Bertiup perlahan di atas genting rumahku. Dan, burung-burung pun berkicauan di tengah keramaian. Di sanalah aurel tinggal. Bersama seorang ibu dan adiknya. 
    "Aurel..!!! kamu dimana? Cepat bikinkan ibu sarapan!" kata ibu aurel
    Aurel pun bergegas pergi ke dapur. Akan tetapi, ia tidak menemukan bahan-bahan yang ia perlukan untuk memasak. Aurel pun bingung. Dengan langkah cepat, aurel pun menghampiri ibunya.
    "Di dapur tidak ada bahan untuk dimasak, bu." ucap aurel sambil terbata-bata
    "Dasar bodoh! pergi ke warung dong!" ucap ibu aurel yang sedang marah
    "Tapi uangnya bu?"
    "Pakai saja uang jajanmu"
    "Baik bu"
    Aurel pun merasa kesal. Namiun, biar pun ibu tiri, tapi dia sudah mengasuh aurel dan adiknya (ani) sejak mereka masih SD.
    "Apa benar dia itu sayang? Tapi kenapa dia selalu memarahiku dan ani?" ucap aurel
    Aurel pun semakin tidak mengerti. Pikirannya kemana-mana. Sampai akhirnya, ia tiba di warung.
    "Hey lama banget sih? Aku sudah kelaparan nih! Cepat masak!" tegas ibu
    "Baiklah bu" ucap aurel. Selama memasakpun, aurel hanya memikirkan hal-hal tentang ibu tirinya saja.
    "Ini bu, makanannya sudah jadi."
    "Bekhhh, makanan apa ini? Asin sekali!!"
    "Maafkan aku bu, mungkin karena aku melamun tadi, jadi kebanyakan memasukan garam." Aurel gugup dengan rasa ketakutan yang tinggi.
    "Allaakkk...!!! dasar bodoh!!!" ucap ibunya sambil menampar aurel dengan keras.
    "Maafkan kakak bu, mungkin kakak tidak sengaja."
    Tiba-tiba, menetes sebuah darah segar dari hidung ibu tiri aurel. Dan, dalam sekejap ibu aurel pingsan dan terbaring di atas lantai.
    "Ibu..." sentak aurel. Aurel puin langsung bergegas pergi memanggil dokter puskesmas
    "Dokter? Saya dimana? Apa yang sudah saya alami?"
    "Ibu habis mimisan dan pingsan, saya di sini juga karena dipanggil putri ibu ini. Bu, kalau boleh saya sarankan, lebih baik ibu berobat saja ke rumah sakit yang besar. Diagnosa yang saya lihat, sepertinya ibu sakit parah."
    "Memang selama ini saya sering pusing. Tapi ko tiba-tiba dokter dokter bilang saya ini sakit parah" ucap ibu dengan mata melotot
    "Terserah ibu saja. Saya hanya meyarankan, sebelum semuanya terlambat"
    "Sudahlah, mungkin ini hanya pusing kepala saja"
    Setelah itu, dokter hanya meninggalkan resep obat dan berpamitan untuk pergi ke puskesmas lagi. Perkataan dokter masih saja menggema di ingatan aurel.
    "Apakah benar bahwa ibu sakit parah?" ucap aurel dalam hatinya
    Semalaman penuh aurel memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh dokter. Makin lama, makin ku perhatikan keadaan ibu sekarang.
    "Kamu kenapa melamun? Ada masalah?" tanya ditto tiba-tiba
    "Tidak ada" jawabnya singkat
    "Tidak mungkin. Baru kali ini aku memperhatikan wajahmu itu bener-bener aneh. Seperti banyak beban,"
    "Yah, benar sekali. Emang akhir-akhir ini aku lagi memikirkan banyak masalah. Terutama tentang keadaan ibu tiriku yang sedang sakit parah"
    "Sakit apa?"
    "Aku tidak tau. Ibu tidak mau memeriksakannya."
    "Sudahlah. Nanti kapan-kapan aku akan menjenguk ibumu dan membujuknya untuk berobat."
    "Terima kasih."
    Bel sekolah berbunyi. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Palembang berlomba-lomba menuju gerbang untuk pulang. Jalanan mulai ramai. Halte bis pun mulai penuh dengan siswa-siswi SMA. Terik matahari pun juga sudah mulai sampai di pucuk kepala. Sesampainya aurel di rumah.
    "Assalamualaikum."
    "Aurel, ibumu sakit. Sekarang ibumu dan adikmu sedang berada di rumah sakit. Tadi ibumu pingsan. Cepet kamu meyusul yah." kata bu eny tetangga sebelah rumah
    Dengan bergegas, aurel pun meniggalkan rumah dan pergi ke rumah sakit dengan menggunakan angkot. Perasaan aurel sungguh tak karuan. Aurel mulai berpikir tidak-tidak.
    Sesampainya di rumah sakit, ani langsung memeluk aurel.
    "Apa yang terjadi dengan ibu?" tanya aurel tergesa-gesa
    "Ini keluarga ibu sukma?" salah seorang dokter keluar dari ruang UGD
    "Ia benar, saya anaknya."
    "Silakan ikut saya keruangan."
    Aurel mengikuti langkah dokter yang menangani ibu tirinya itu.
    "Kenapa ibu kamu baru dibawa ke rumah sakit sekarang?"
    "Sebenarnya sudah 3 bulan lalu ibu periksa ke puskesmas. Kata dokter disana, ibu emang harus dibawa ke rumah sakit. Tapi ibu menolaknya."
    "Ibu kamu menderita penyakit leukimia akut stadium 3."
    "Apa?? Apa dokter tidak salah??"
    "Tidak. Ini sudah akurat. Jalan satu-satunya ibumu harus kemoterapi atau kalau tidak, harus  ada pendonor yang mau mendonorkan sumsum tulang belakangnya."
    Aurel pun keluar dari ruangan itu. Mendengar perkataan dokter tadi pikirannya menjadi kacau. Darimana ia bisa mendapatkan uang untuk mengobati penyakit ibunya?
    Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan. Aurel pun bekerja di restauran-restauran menjadi pelayan untuk mencari uang. Makin lama, ia semakin lemah. Sampai ia harus merelakan sekolahanya untuk bekerja demi pengobatan ibunya.
    Namun, suatu malam, sebuah mobil menabraknya. Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Aurel mengalami pendarahan hebat. Semua pembuluh darahnya pecah. Oksigen pun terpasang lengkap di hidung aurel.
    "Bukanya itu kakak?" kata ani terkejut. Lalu ia berlari memeluk kakaknya
    "Kakak..."
    "Ani... sebelum kakak pergi, tolong jaga ibu yah... kakak berencana mendonorkan tulang sumsum kakak buat ibu."
    Ssstttt... saat bunyi alat pendeteksi jantung berbunyi lurus.
    "Kakak!!!!" sentak ani menangis histeris.
    "Jangan pergi kak! Jangan tinggalkan aku...!"
    Setelah itu, aurel pun dioperasi untuk memberikan sumsum tulang belakangnya. Pemakaman yang berawal sepi menjadi ramai. Isak tangis pun meyelimuti pemakaman aurel. Sahabat-sahabat dan kekasih aurel, Dito pun ikut menangis. Ani pun menangis keras. Ibu aurel juga menangis dengan penuh penyesalan.
    "Maafkan ibu nak, ibu benar-benar menyesal telah menyia-nyiakanmu. Maafkan kelakuan ibu yang selama ini tidak memperlakukanmu dengan baik. Maafkan ibu nak." ucap ibu aurel dengan hati sedih
    Sesampainya di rumah, ibu pun memeluk ani sambil meminta maaf kepadanya. Bahwa ia sangat menyesal
    "Maafkan ibu nak." ibu aurel penuh tangis. Ia memeluk erat putri semata wayangnya itu dengan kasih sayang
    Seorang ibu adalah sosok yang luar biasa. Kehadiran jiwanya bagaikan cahaya dalam kegelapan dunia. Kasih sayangnya bagaikan mentari yang menyinari dunia. Akan tetapi, seorang ibu tak patut menyia-nyiakan putrinya. Walaupun ia hanya anak tiri, namun ibu harus tetap menjaga, merawat, dan mengasihi anaknya. Dimana dan kapanpun.
    Jadilah seorang ibu yang memotovasi, yang memberi kasih sayangnya, cintanya, kepada semua anak-anaknya. Dan, menjadi pelita yang tak pernah padam untuk putra-putrinya.
Previous
Next Post »