Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi Melalui Membaca Intensif

menemukan informasi untuk diskusi

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan untuk mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Artinya, dengan proses membaca secara cermat, anda dapat menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak dijadikan bahan diskusi.

Diskusi adalah kegiatan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Masalah yang didiskusikan adalah masalah yang masih bersifat faktual dan belum ada pemecahnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan informasi untuk bahan diskusi sebagai berikut.
  1. Membaca dengan jeli
  2. Bacalah suatu informasi dengan jeli sehingga anda dapat menemukan hal yang paling menarik dari hal-hal yang lain. Akan lebih baik jika menemukan pokok-pokok pikiran yang ada kemudian memilih yang paling layak untuk dijadikan sebagai bahan diskusi.
  3. Mempertimbangkan kamampuan diri dan teman diskusi
  4. Mempertimbangkan kemampuan diri dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan. Jangan sampai menentukan bahan diskusi yang menarik, tetapi tidak memahami persoalan tersebut.
  5. Mempertimbangkan referensi peserta
  6. Mempertimbangkan referansi yang dimiliki oleh para peserta diskusi terkait perihal yang akan didiskusikan.
Ada beberapa hal yang harus anda lakukan untuk menemukan informasi sebagai bahan diskusi melalui membaca intensif yaitu :
  • Menemukan informasi berbagai sumber
  • Membandingkan informasi yang dibaca dengan sumber lain
Agar dapat menyerap semua informasi sebuah bacaan, anda bisa menerapkan membaca secara intensif. membaca intensif atau membaca cermat merupakan kegiatan membaca yang harus anda lakukan secara hati-hati dan teliti. Ada baiknya anda memiliki pemahaman tentang fakta dan opini yang terdapat dalam sebuah bacaan. Perhatikan penggalan wacana berikut ini.

"Dari segi ukuran bakat, yang dimiliki sarah termasuk langka, bukan hanya untuk ukuran indonesia, melainkan juga untuk standar internasional. Hal itu karena tidak semua bocah berusia sembilan tahun mampu memainkan piano klasik begitu sempuran. Siswa kelas XI di Jakarta Japanese School ini memang punya bakat khusus istimewa di bidang musik."

Penggalan wacana tersebut mengungkapkan informasi langkanya anak yang memiliki bakat di bidang musik. Hal tersebut tidak hanya terjadi di indonesia, tetapi juga di tingkat internasional. Itulah contoh informasi yang dapat anda temukan dari suatu bacaan sebagai bahan berdiskusi. Oleh karena itu, setelah membaca sebuah koran atau buku., anda bisa menemukan informasi dalam bidang pendidikan, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Agar lebih jelas baclah wacana ini dengan membaca intensif!

Berlibur Sambil Mengenal Alam 

    Musim liburan yang jatuh pada bulan Juni-Juli telah tiba. Sebagian orang tua memanfaatkan momentum ini untuk memberikan liburan yang bermanfaat bagi anak-anaknya. Di tengah dunia konsumerisme yang gegap gempita, anakanak diajak untuk kembali mengenal alam, kehidupan sosial, dan budaya.
    Sempitnya lahan di perkotaan menjadikan mal sebagai salah satu tempat yang menarik untuk mengisi liburan. Anak-anak yang tidak bisa lagi bermain di lahan terbuka kini menyerbu tempat-tempat permainan di mal atau pusat perbelanjaan yang menyajikan ragam permainan.
    Bagi yang memiliki uang berlebih, tempat wisata biasanya menjadi pilihan untuk mengisi liburan. Sambil jalan-jalan, anak bisa melihat banyak tontonan, mulai dari pemandangan alam yang indah hingga atraksi aneka satwa yang lincah. Keragaman budaya juga sering dijadikan bahan tontonan.
    Namun, bagi sebagian anak, bentuk liburan yang kurang interaktif itu dirasakan mulai membosankan. Tanpa kegiatan yang berarti, anak merasa bahwa tempat yang dikunjunginya sekadar sebagai sarana cuci mata.
    Kartika (12) yang tinggal di Batam sudah bosan diajak orang tuanya untuk pergi berlibur ke Singapura atau kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Menginap di hotel lalu berkunjung ke tempat wisata atau sekadar jalan-jalan sambil berbelanja sudah tidak menarik lagi bagi anak semata wayang pasangan Utiek (45) dan Suhardi (46).
    ”Dia mengeluh bosan dengan acara liburan seperti itu,” kata Utiek. Kartika adalah anak yang aktif dan suka dengan hal-hal baru serta tantangan. Di sekolah, Kartika yang duduk di kelas VI SD ini sangat suka dengan kegiatan pramuka. Utiek pun harus berpikir keras untuk memberikan acara liburan yang bagus untuk anaknya.
    Masa libur panjang juga menjadi masalah tersendiri bagi keluarga pasangan Joko Lelono (43) dan Hesti (35) yang mempunyai dua anak, Ningrum (14) dan Reda (10). Keluarga ini punya kebiasaan pulang kampung atau berkunjung kerumah keluarga di Yogyakarta, Solo, dan Madiun saat liburan sekolah. Alasannya agar anak-anak Lelono bisa akrab dengan saudara yang jarang dikunjungi.
    Empat tahun lalu anak-anak Lelono mulai bosan dengan ”ritual” liburan pulang kampung. ”Anak-anak protes, kok liburannya selalu ke tempat itu-itu saja,” kata Lelono yang bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta. Meskipun sudah dibawa ke tempat wisata yang ada di daerah tersebut, anak-anak Lelono tetap bosan.
    Setelah dicari ternyata pola bepergian selama liburan yang menjadi penyebab kebosanan. Anak-anak bosan karena mereka selalu bepergian dengan orang tuanya. Ternyata mereka ingin mandiri dalam mengisi liburannya.
    ”Kami berlibur sekeluarga dengan maksud agar bisa lebih akrab. Selama ini saya dan suami kan sibuk bekerja dan anak-anak sekolah,” kata Hesti yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah atas. Lelono dan Hesti punya prinsip, selama liburan sebisa mungkin anak-anak dijauhkan dari tempat-tempat belanja seperti mal.

(Sumber: Kompas, 3 Juni 2007)
Previous
Next Post »